“ DENGARKANLAH SAYANG ( BAGIAN 1) ”
Lewat Kehangatan Bias Mentari Ku Titipkan Kasih Tulusku …
Lewat Embun Pagi Ku Titipkan Sebait Rindu Untukmu …
Lewat Desir Angin Yang Menyapu Wajahmu
Ku Kungkapkan Isi Hatiku
“Sungguh Aku Sayang Kamu”
Semoga Kau Mendengar Dan Merasakannya
Walau Kau Tidak Dapat Melihatnya
Tuhan,
Tolong Jaga Dia Dalam Nyata Dan Mayanya
Tolong Bantu Dia Dalam Kesusahannya
Tolong Ingatkanlah Dia Dalam Salahnya
Dan Tolong Sampaikan Padanya Bahwa
“Aku Sayang Sama Dia”
“ DENGARKANLAH SAYANG ( BAGIAN 2) “
Maafkan Aku Untuk Rasaku Yang Tak Terbendung…
Aku Tak Mampu Menahan Rindu
Maafkan Aku Untuk Waktu Yang Tersita…..
Aku Ingin Selalu Bersamamu
Maafkan Aku Untuk Hati Yang Gundah…..
Aku Ingin Lekas Menemuimu
Dalam Nyata Dan Rasa…
“ DENGARKANLAH SAYANG ( BAGIAN 3) “
Aku Memilihmu…
Untuk Menemaniku Di Kala Siang Tak Bermentari
Untuk menjagaku Di Kala Malam Tak Berbintang
Agar Dapat Terangiku Dengan Senyuman Teduhmu
Aku Memilihmu…
Saat Terik Sinar Menyengat Dan Membakar Langkah-Langkah
Saat Bulan Sabit Atau Purnama Menggigilkan Harapan
Agar Dapat Temaniku Menyusuri Usia
Aku Memilihmu…
Dengan Hati Yang Tak Memilih Waktu
Sepenuh Cinta Tanpa Masa
Semenjak Harap Masih Mendengung Hampa
“ DENGARKANLAH SAYANG ( BAGIAN 4) “
Haruskah Kusampaikan Semuanya
Lewat Senja Yang Menyongsong Malam?
Agar Gelap Mengatakan Padamu
Betapa Merindunya Aku Disini Seorang Diri ???
Maafkan Aku Sayang…
Tak Dapat Kupindahkan Rembulan Ke
Mungkin Esok…
Saat Semua Makna Dapat Terengkuh Mesra
Dalam Untaian Kalimat Jiwa.
“ DENGARKANLAH SAYANG ( BAGIAN 5) “
Bagaimana Segelas Tintamu Menerjemahkan Kata-Kata ?
Sungguh Tak Mudah. . .
Hanya Selembar Jiwa Yang Ingin Ungkapkan Rasa
Tuangkan Hati Dalam Abjad Aksara
Sungguh Tak Mudah . . .
Memanggil Baris Demi Baris Kata Sederhana
Berusaha Menjalin Sejuta Makna
Berusaha Menembus Batas Diam
Walau Hanya Bait Demi Bait Seadanya
Berdengung Dalam Dada Dan Sukma
Mengucap Pada Lidah Yang Kelu
Semoga Menembus Batas Hening
Di Jiwamu Yang Kurindukan